Misteri Dibalik Keindahan Objek Wisata Gunung Ijen
Seputar Misteri - Siapa sich, yang tidak tahu keindahan Gunung Ijen? Matahari terbitnya yang telah tersohor di luar negeri sampai Banyuwangi memperoleh julukan Sunrise of Java. Itu juga yang membuatku kagum dengan keindahan gunung ini mulai sejak kecil. Lihat Gunung Ijen bertengger dengan megahnya dengan Gunung Raung serta Gunung Merapi membentang dari arah utara sampai selatan serta ada di barat Banyuwangi, seakan-akan deretan pegunungan ini jadi benteng pelindung Banyuwangi.Kisah Misteri Dari Gunung Ijen Yang Terkenal
Mulai sejak kecil juga aku seringkali mendengar beberapa narasi menarik mengenai Gunung Ijen, mengenai kawahnya yang disebut danau air asam terluas didunia, mengenai blue fire, mengenai tambang belerang serta begitu mupengnya aku saat mendengar narasi Mbak Evy (rekan kost semasa PKL) yang dilamar di puncak Kawah Ijen pakai bunga edelweis. Ingin ingin mau...Tak tahu mengapa saat kecil aku bersumpah menginginkan memijakkan kaki ke Gunung Ijen sebelumnya mati, pokoknya ini hasrat terbesarku waktu aku masih tetap belum juga tahu apa berarti harapan. Terdengar konyol ya, tapi memanglah tersebut aku yang mungkin saja masih tetap polos serta lugu.
Walau selanjutnya aku melupakan mimpi konyol itu, tapi nyatanya dapat pula aku berdiri di puncaknya.
Terkecuali populer dengan keindahannya, Gunung Ijen nyatanya mempunyai misteri yang hingga sekarang ini masih tetap belum juga teratasi serta tidak masuk akal.
Misteri-Misteri Di Balik Keindahan Gunung Ijen Yang Memukau
Diawali dari narasi pertama yang aku dengar saat duduk di sekolah basic, narasi ini aku bisa dari anak guru privatku, Mbak Nana. Mbak Nana ini masih tetap kuliah bila tidak salah dahulu dia kuliah di Jember. Waktu libur semester dia mengajak sebagian rekan kuliahnya yang dari luar kota untuk mendaki Gunung Ijen. Dahulu jalur pendakian Gunung Ijen masih tetap berbentuk rimba belantara yang padat serta rimbun, berlainan dengan saat ini yang telah di buat jalan kecil berpasir yang menanjak. Diluar itu dahulu juga tidak seramai saat ini, bila saat ini sehari-hari ada saja yang mendaki Gunung Ijen bila dahulu masih tetap relatif sepi. Waktu aku terpisah dari beberapa temanku aku masih tetap dapat jalan dengan pendaki beda bahkan juga sempet-sempetin nyapa pendaki asal Korea Anyeong Haseyo telah gitu saja tidak dapat yang beda sekali lagi. Ditambah sekali lagi bila menginginkan mendaki Gunung Ijen mesti pergi malam hari supaya dapat sampai di puncaknya waktu awal hari untuk lihat fenomena blue fire atau api biru yang cuma berlangsung pada jam 2-4 pagi, serta janganlah lupa maksud anda mendaki gunung ini pasti untuk melihat matahari keluar malu-malu dari balik Gunung Merapi.Itu penyebabnya bila dahulu anda terpisah sama rombonganmu waktu mendaki, temanmu hanya pohon serta hmmm tidak tahu yang nyapa itu manusia atau apa. Nah, peristiwa berikut yang menerpa satu diantara teman Mbak Nana. Dia ketinggalan dari rombongan serta tersesat di rimba belantara yang sepi larut malam sekali lagi. Dia katakan dia didatangi seseorang nenek tua serta ajukan pertanyaan kepadanya, sesudah dia menerangkan kalau dia terpisah dari rombongan serta mungkin saja tersesat, nenek misterius itu memohonnya untuk memegang pundaknya lantas tutup mata. " Janganlah buka mata apa pun yang berlangsung hingga Nenek katakan buka matamu, " demikian kurang lebih kata si nenek. Lantas rekan Mbak Nana ini nurut-nurut saja, tidak berapakah lama sesudah si nenek menyuruhnya buka mata, taraaaaaa... Nenek itu menghilang serta dia ada di puncak gunung tidak jauh dari rombongannya. Walau dasarnya si nenek membantunya, tapi agak serem juga tidak sich, untuk yang keluar bukanlah nenek gayung.
Narasi selanjutnya datang dari satu diantara sahabatku, Wulan yang disebut selebgram fenomenal dan traveler sejati, soalnya kerjaannya berjalan-jalan selalu. Nah, waktu itu dia dengan sepupunya yang bernama Ferdi tengah dalam perjalanan pulang dari Gunung Ijen sekitaran jam 3 sore, bebrapa waktu gawat di mana kabut tengah turun serta menyelimuti jalanan alami penurunan yang mereka lalui. Waktu itu motor yang mereka naiki nyaris menabrak pohon serta mereka terjatuh di aspal. Ferdi melepas kemudi motornya lantas motor itu malah jalan sendiri sebagian mtr. di jalan menanjak tinggi walau sebenarnya dalam kondisi mesin mati sebelumnya pada akhirnya motor itu ambruk juga di aspal. Waktu itu Wulan mmengatakan ada udara negatif di sekitar mereka yang mebuat bulu kuduknya merinding. Lantas mereka meneruskan perjalanan pulang sembari tidak berhenti mengatakan istighfar dalam hati.
Narasi ke-3 ini baru aku dengar satu pekan lantas dari Putri. Putri katakan sich, dia saksikan berita ini di facebook, aku juga tidak tahu sich kabarnya soalnya telah tidak sering buka facebook. Nah, di berita ini dikisahkan mengenai pendaki asal Probolinggo yang hilang di Gunung Ijen, sesudah di cari sepanjang hari pemuda itu pada akhirnya diketemukan oleh satu diantara penambang belerang dengan kondisi telanjang hanya tinggal gunakan kolor doang. Waktu di tanya dia seperti orang linglung serta tidak sadar. Baru sesudah dilewatkan sebagian waktu dia mulai sadar serta menceritakan kalau dianya dikejar-kejar oleh sekumpulan pria mengenakan seragam seperti polisi membawa samurai, serta dalam penglihatannya dia ada di rimba sendirian tidak ada orang walau sebenarnya dia telah teriak-teriak minta tolong. Hmmm serem juga ya.
Tapi meskipun demikian, tidak kurangi ketertarikan beberapa orang untuk mendaki gunung ini, jadi setiap hari senantiasa ramai oleh pendaki terlebih di waktu akhir minggu serta hari libur nasional.